Dihantui – Sebutlah namaku Wawan. Awalnya aku tidak percaya dengan hal-hal yang berbau horor. Tapi semua pemikiranku akhirnya berubah ketika ibuku mengalami sebuah kejadian.
Saat aku masih berusia kurang lebih lima tahunan, ibuku pernah mengagetkan seisi rumah. Karena ibuku pernah bersedih karena sesuatu yang tidak kami mengerti. Tapi di setiap ibuku bersedih, selalu terdengar suara nenek-nenek yang tertawa cekikikan. Sungguh aneh rasanya karena sumber suara itu ternyata dari ibuku.
Kira – kira waktu itu, jam sebelas malam. Bapak dengan sigap segera membopong ibuku ke dalam kamarnya lalu merebahkannya di atas kasur, sambil terus berusaha menyadarkannya. Aku yang saat itu masih kecil hanya bisa terdiam melihat ibuku menunjukku sambil terus tertawa cekikikan.
“Koe sopo? (Kamu siapa?)” kata ibuku dengan suara serak nan tinggi seperti suara nenek – nenek.
“Lho lha ini anak lelakimu, Joko! Sadarlah Bu!” ujar bapak yang tak terlihat panik sama sekali.
Disaat ibuku masih dalam pengaruh kesurupan itu, beberapa kali sosok ibuku kembali, lalu tak lama kemudian, ia kembali lagi menjadi sosok yang lain.
“Simbah iki wonge apik, Pak! … dekno wong apik, wonge seneng milu aku jarene, (nenek ini orangnya baik, Pak. Katanya beliau suka ikut sama aku,)” jelas ibuku dengan mata terpejam dan suara yang terdengar begitu lemas. Pokoknya yang paling aku ingat saat ibuku setengah sadar, ia menjelaskan bahwa nenek yang merasukinya adalah orang yang baik dan sosok yang berambut putih, panjang dan awut – awutan. ( Klik untuk melihat sketsanya )
Pernah suatu hari, sepupuku main ke rumah, usianya sekitar empat tahunan. Saat waktu senja sepupuku merengek untuk diantar pulang ke rumahnya karena ia mencari ibunya. Dengan terpaksa, ibuku lah yang akhirnya mengantar pulang sepupuku dengan sepeda motor. Saat itu sedang bulan puasa, sehingga setelah buka puasa ibuku mengantarnya.
Hari semakin gelap dan jalanan desa makin sepi. Rumahku bisa dibilang agak jauh dari jalan raya. Sehingga, ibuku harus melewati area persawahan untuk bisa sampai ke rumah. Saat melewati area persawahan, tiba – tiba ibuku dikejutkan oleh sosok tinggi besar dan semua tubuhnya berwarna hitam. Sosok itu berdiri di tengah jalan sambil melotot ke ibuku (klik untuk lihat gambar) yang saat itu hendak melewatinya. Syukurlah rasa syok ibuku masih bisa ia kendalikan, lalu beliau dengan rasa takut dan panik segera mempercepat laju motornya menyusuri jalanan yang terjal.