Dihantui – Tengah malam, hampir pukul 00.00, saat itu aku masih di hutan gelap menuju perjalanan pulang ke basecamp. Sebenarnya tidak pernah ada rencana untuk trekking sampai malam. Tapi kelelahan habis muncak, terlalu banyak istirahat, terlalu banyak berhenti untuk foto, buat saya dan teman serombongan kemalaman.
Pilihan buat berkemah dan tidur di hutan sebenarnya bisa saja, tapi resikonya lumayan. Waktu di Gunung Kerinci, sangat dilarang untuk berkemah setelah Pos 2, alasannya ada kemungkinan disamperin harimau disana. Semua porter yang ditemui selalu menyarankan untuk ngecamp di Pos 3 jalur Senaru. Alasannya serem banget jalur Senaru itu kalau malam lewat magrib.
Benar saja, kami yang nekad meneruskan perjalanan menemui hal-hal aneh. Ada suara burung hantu di tengah perjalanan, saat itu ada seorang teman yang menggunakan gantungan tas yang berisik mirip lonceng kecil. Pemimpin rombongan saya yang ber-10 orang kasih isyarat supaya nggak berisik.
Dan pukul 02.00 pagi dengan perjuangan penuh, sampailah juga di perhentian terakhirnya basecamp Senaru. Karena sudah tak ada tenaga mendirikan tenda, semua hanya tidur begitu saja di sebuah bale bambu. Dingin pun sudah tidak dihiraukan. FYI paginya.. barulah beberapa dari kami cerita kalau saat ada suara burung hantu itu ibu Kunti sebenarnya lagi terbang di atas rombongan kami.
Yang juga horor adalah waktu perjalanan turun di Gunung Kerinci. Tak ada pilihan walau capek, tetap harus turun malam itu juga. Karena besoknya masih dalam agenda ke Danau Gunung Tujuh. Dan kami memang nggak diperbolehkan nenda, karena ada habitatnya Harimau Sumatera.
Makin malam, makin gelap, kok rasanya ada suara-suara angin deket banget di kuping. Saking ngeri jalan pun makin dipercepat, teman di belakang bertiga, berkali-kali dia ngasih aba-aba supaya berhenti dulu.
Istighfar dalam hati biar tenang saya duduk dulu karena diteriakin teman dan nggak begitu tega juga ninggalin. Tinggal beberapa meter lagi sebenarnya itu ada bale bambu buat istirahat. Akhirnya saya ke bale bambu itu biar bisa duduk. Nggak lama seperti ada yang jatuh di atas atap bale bambu. Akhirnya saya istirahat lama di bale sampai teman nyamperin saya dan ikut istirahat.
Guide dan porter kami memutuskan agar temen saya ditandu saja. Saya pun disarankan untuk ditandu juga supaya cepat sampai basecamp. Alhamdulillah ternyata itu cuma trik dari guide biar temen saya mau ditandu. Aslinya yang mau ngangkut nandu juga cuma ada 2 orang.
Selesai itu sudah tidak ada perasaan takut lagi, entah perasaan itu hilang. Tapi besok paginya saya diceritain sama teman yang ditandu itu kalau dia melihat ada sekelebat ibu Kunti di belakang saya lagi ngikutin saya gitu.