Dihantui – Cerita bermula ketika kami sedang menjalani program KKN di Desa M. Kami 1 kelompok terdiri dari 6 orang ( 3 perempuan dan 3 laki-laki ) yaitu Vira, Rina, Sila, Ali, Ari, dan Endi. Pada saat KKN kami diberikan izin tinggal di sebuah rumah kosong oleh Pak Lurah setempat yg mana menurutnya rumah tersebut dulunya adalah rumah orang tua beliau. Pak Lurah mewanti-wanti bahwa dalam rumah tersebut ada 1 ruangan yg tidak boleh dibuka oleh siapapun, dan apabila melanggarnya dapat berakibat tidak baik.
slot yang lagi gacor pragmatic slot
Pada waktu awal kami survey ke tempat tinggal tersebut, Vira seperti mendapat bisikan dalam batinnya berupa pemberitahuan “cewek nih”, yang mana bisikan tersebut juga tidak tahu dari mana asalnya. Disini Vira memang sedikit lebih peka terhadap hal-hal yang tidak kasat mata di sekitarnya. Terkait bisikan itu tidak Vira hiraukan, namun tetap dia ingat2. Pak Lurah juga menunjukkan dimana ruangan yg tidak boleh dibuka tersebut.
Pada saat malam hari di rumah KKN kami semua berkumpul jd satu di ruangan tengah. Ada yg sedang bermain hp, ada yg mengobrol, lalu saat itu Rina sedang menata baju sambil menyanyi, pd saat Rina menyanyi tsb terdengar suara perempuan ikut bernyanyi dengan cara berdeham. Kami kaget dengan suara berdeham tersebut karena sumber suara datangnya dari atas genteng rumah, kami semua lalu berpandangan satu sama lain tanpa kata-kata dan saling mendekat. Setelah itu kami dikagetkan kembali karena lampu rumah tiba-tiba mendadak mati lampu.
Kami mencoba untuk tetap tenang dan tidak berisik. Untung saja saat itu kami membawa senter dan juga lilin untuk persiapan mati lampu. Pada malam tersebut kami tidak bisa tidur dan memutuskan untuk berjaga sampai pagi.
Saat pagi tiba, kami mulai menyiapkan kamar untuk tidur malam nanti. Kamar perempuan letaknya sebelah kanan, bentuknya seperti beton cor agak naik dari permukaan tanah dan berbentuk persegi panjang kira-kira ukurannya 2m x 8m lalu atasnya diberi alas dan kasur. Tidak ada tembok disekelilingnya dan hanya berupa batas berupa kayu setinggi leher. Untuk laki-laki tidur di depan televisi.
Hari berjalan lancar tanpa ada gangguan yg berarti sambil kami menyusun proker yg akan dijalankan di Desa M tersebut.
Saat malam hari tiba, Vira merasa tidak tenang dan tidak bisa tidur di kamar perempuan tersebut. Vira merasa ada sesuatu yg membuat Vira tidak nyaman dan tidak bisa tidur di tempat tersebut. Oleh karena itu, Vira memilih untuk tidur di samping tempat yg biasa untuk kami sholat/mushola kecil yg mana tempat itu berdekatan dgn tempat laki-laki tidur. Namun Vira memberi batas dgn memberi bantal, selimut dll sampai agak tinggi agar tidak terlalu berdekatan dgn laki-laki tidur. 5 org lainnya heran melihat tingkah Vira. Rina dan Sila langsung menghakimi Vira adalah perempuan yg tidak benar/nakal/ jablay dll tanpa menanyakan alasan kenapa Vira bertingkah spt itu.
Pagi harinya Ali, Ari dan Endi, mereka masing-masing secara terpisah menanyakan kepada Vira kenapa Vira memilih tidur disitu bukan dikamar perempuan yg telah dipersiapkan. Ketiga laki-laki tersebut membicarakan hal yg hampir sama karena menurut pandangan laki-laki, Vira bukan termasuk perempuan nakal. Vira lalu menjelaskan bahwa dia juga tidak tahu ada apa dengan kamar perempuan itu tapi yang jelas Vira tidak nyaman berada disana. Vira sendiri merupakan seorang anak tunggal dimana interaksi Vira dgn laki-laki hanya dengan ayahnya selebihnya adalah teman-temannya, dia jg sebenarnya merasa canggung tinggal dirumah bersama dgn laki-laki yng baru saja dikenalnya karena teman2 1 kelompok KKN berasal dari fakultas yg berbeda-beda dan baru kenal pada saat KKN akan dimulai.
Singkat cerita kehidupan KKN berjalan sebagaimana mestinya kami menjalankan proker kami.
Suatu hari Ali, Ari dan Endi diminta untuk ikut ronda dgn warga desa sedangkan Vira, Rina dan Sila menunggu dirumah. Vira, Rina dan Sila tidak bisa tidur dan memilih untuk menunggu para laki-laki kembali ke rumah. Tepat pukul setengah 1 malam, Ali, Ari dan Endi pulang ke rumah. Pada saat mereka pulang tiba2 saja mereka bertiga bicara kepada Vira “wes paling betul km tidur disitu (samping mushola kecil) Vir.” kata Ari. “iya wes paling betul km tidur sama kita saja” sambung Ali. “wes2 skrg kita tidur saja, sudah hampir pagi” sambung Endi kemudian.
Melihat hal itu Rina dan Sila semakin mencurigai Vira betul merupakan perempuan yg tdk benar. Vira sebenarnya jg bingung kenapa mereka berkata demikian.
Pagi harinya Vira menanyai Ali, Ari dan Endi secara terpisah kenapa mereka berkata seperti itu sepulang dari ronda.
Ali : “wes ngga usah km pikir Vir. udah paling bener memang km tidur disitu (didekat mushola) “
Ali : “hmm jd kmrn warga desa cerita Vir. rumah ini memang agak angker karena dulunya milik org tua Pak Lurah yg katanya adl org pintar. Ingat ruangan yg tdk boleh dibuka Vir? Diruangan tsb konon katanya adl tempat untuk menyimpan benda2 pusaka milik beliau. Lalu betul km Vir, ada sesuatu yg di kubur dibawah tempat tidur kamar perempuan Vir, tp aku ra iso crito sing dikubur ki opo Vir.”
Cerita Endi hampir sama dengan yg diceritakan oleh Ari. Endi berkata “saiki aku paham Vir kenopo kok km nggak nyaman nek ada disitu. kemarin kita cerita mbe warga desa bahwa ada salah satu dari kita sing ngga nyaman tidur ditempat itu. warga desa bilang jare suruh jaga kamu karena kamu kemungkinan peka terhadap hal-hal yg tak kasat mata. selain itu ternyata ada penunggu dirumah ini berwujud kuntilanak krn warga desa bilang katanya kadang diganggu. kelingan biyen sing melu nyanyi bengi-bengi Vir? yo iku sing nunggu omah iki. Mungkin saat itu kita ngga kulonuwun atau gimana, makanya diganggu.”
Vira lalu ingat bisikan pada batinnya pada awal kami survey ke rumah KKN yg berkata “cewek nih”, oh jadi ini maksudnya adalah penunggu rumah adalah perempuan/kuntilanak itu.
Terkait cerita2 tersebut Rina dan Sila masih tdk mengetahui, sehingga dimata mereka Vira masih merupakan perempuan yg tidak benar.
Sampai suatu hari ketika Rina dan Sila ada proker bersamaan, tiba2 malam harinya Rina dan Sila meminta untuk tidur bersama dgn Vira didekat mushola kecil. Vira tentunya heran dan bertanya ada apa. Namun mereka tidak mau bercerita. Vira mengira mereka pasti telah diceritakan oleh warga desa saat mereka proker bersama.
Terkait dgn sesuatu yg dikubur dibawah tempat tidur kamar perempuan, sampai dengan saat ini hanya Vira yg tetap tidak tau menahu.
