DIHANTUI #7 : SUARA TANPA WUJUD.

/

Dihantui – Malam itu pekat tak berbintang, hujan sejak sore sudah mulai sedikit reda, menyisakan gerimis halus dan pastinya membawa kesejukan. Tapi ada yang aneh aku rasakan yaitu, sekujur tubuh merinding.

Aku hanya sendirian di rumah. Ayah dan ibu sedang ke luar kota menjenguk kakak yang habis lahiran. Kebetulan aku tak ikut. Malam itu, lepas makan semangkuk indomie kaldu, cukup membuat badan sedikit hangat.

slot gacor

Musim hujan selalu membawa berkah bagi Mpok Iin, penjual indomie langgananku di sudut jalan depan. Stok jualannya selalu laris olehku, pecinta mie kaldu. Setelah habis melahap semangkuk makanan andalan, segera bergegas ke dapur. Membawa mangkuk ke wastafel dapur, mencucinya dengan beberapa perabot yang tadi kupakai memasak.

Suara keran air memecah keheningan dapur, air mengucur pelan membasuh semua perabotan yang terlebih dulu sudah kusabuni. Lalu meletakkannya di dalam keranjang tempat menitiskan sisa-sisa air bilasan. Aku tak menyadari seiring dengan bunyi air keran ternyata ada suara lain yang ikut memecah hening. Bulu kudukku tiba-tiba merinding, tetapi kupikir itu hanya desir angin yang masuk di celah-celah ventilasi.

online slot

Setelah menyelesaikan aktifitas mencuci piring dan teman-temannya. Aku segera mematikan keran dan ke luar dari ruang dapur. Mumpung sendiri, tak lupa kuraih toples cemilan di atas meja dapur. Berisi kerupuk bawang kiriman saudara-kakak laki-lakiku dari pulau seberang. Melangkah menuju ruang tengah, tetiba aku mendengar suara dengkuran! Aku menoleh ke belakang.

Suara itu terdengar lagi, mungkin gesekan sendal jepitku di lantai yang mengeluarkan bunyi itu. Toh tadi waktu menoleh ke belakang tak ada apapun yang mencurigakan. Jendela dan pintu telah kututup rapat, malah sudah kukunci dobel. Aku tak menghiraukan bunyi-bunyi itu lagi, masa bodoh!

pragmatic slot

Kulirik jam di dinding, di sana tertera pukul 20.30 WITA, ah masih terlalu dini buat masuk kamar. Mending cari hiburan dulu. Namun, ada yang aneh kurasa. Suara dengkuran itu masih saja bisa kudengar, meski volume TV sudah kubesarin.

Kukecilin suara TV, bahkan hampir tak terdengar. Menajamkan indra pendengaran, mencoba mendengar dan melacak sumber suara mirip dengkuran itu. Sekaligus mencoba meredam rasa takut, semoga bukan hal-hal mistis, harapku. Nah! Suara itu kembali terdengar. Kutelisik penjuru rumah, nihil! Tak ada siapa pun. Gemas rasa hati ini, tak sadar akhirnya kukeluarkan suara.

“Siapa itu!”

Tak ada jawaban, hening seperti biasa. Hanya suaraku yang memantul di dinding rumah, apakah aku berhalusinasi? Entah. Suara itu terdengar jelas, tetapi tak berwujud. Sayangnya, aku tak punya indra keenam yang bisa melihat makhluk tak kasat mata itu. Kunyalakan saklar lampu utama, ruangan seketika terang benderang. Cuma ada aku mematung di dekat tombol saklar lampu, di depan, di belakang, di samping, tak ada siapa-siapa kecuali aku sendiri!

freebet slot

Aku lalu merapal ayat kursi. Subehanallah. Suara mirip dengkuran itu tak lagi terdengar, entah itu tadi hanya sebuah ilusi atau hanya sebuah suara di alam bawah sadarku atau apa, aku tak mau tahu lagi. Setidaknya, dengan berbekal keyakinan hanya kepada Allah semata itulah yang membuatku yakin dan berani.

Di dalam kamar, kuraih ponsel di atas nakas. Kucari nama ayahku dan langsung menghubunginya. Bukan hendak melaporkan keganjilan yang kurasakan, tetapi ingin mengetahui kabar mereka di sana. Panggilan itu pun tersambung.

hack slot

Setelah berbalas salam, aku pun ke pokok tanya. ” Ayah, gimana keadaan kak Aty? Kalian di sana, baik-baik saja, ‘kan?” “Iya, alhamdulillah. Kami semua di sini baik-baik saja, kamu di rumah gimana? Tidak takut sendiri, ‘kan?”

“Tidak kok, Yah. Ini sudah di kamar, mau tidur. Salam buat semuanya ya, Yah?”

Kuakhiri percakapan via ponsel itu dengan salam. Tak lupa tadi ayah mengingatkan untuk membaca doa agar tidur tidak terganggu.

Baca juga : Hantu-Hantu Yang Identik Dengan Penunggu Rumah.

Categories:

Tags:


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *