DIHANTUI #15 : KENDURI Bagian 1.

/

Dihantui – Tahun 2000 merupakan tahun dimana semua kemajuan zaman dimulai. Media sosial mulai mengambil peran penting bagi beberapa orang untuk kebutuhannya masing-masing. Akan tetapi semua itu tidak berlaku pada Dwi. Seorang gadis yang tinggal didesa yang terbilang jauh dari keramaian kota dan minimnya informasi tentang dunia teknologi.

Dwi tinggal dipelosok desa yang amat sepi di Jawa Tengah dan didesa tersebut masih menjunjung tinggi nilai Adat istiadat serta budaya ditempat kami tinggal dan itu dilakukan secara turun temurun. Salah satunya adalah Ritual Kenduri! Atau persembahan untuk para leluhur atas nikmat yang telah diberi sebagai rasa syukur dan rasa terimakasih.

slot gacor

Ditahun tersebut ajaran Agama Islam mulai merangsek pesat, memang sudah dari zaman Nenek Moyang kami. Namun ditahun ini kemajuannya sangat berbeda dan kaum hawa ditempat kami, mulai menyadari tentang hukum menggunakan hijab atau kerudung yang memang diharuskan untuk dipakai oleh wanita yang beragama Islam.

Pada suatu malam, beberapa warga sedang berkumpul dan melakukan kegiatan pengajian rutin yang diadakan disurau yang telah dibangun atas kerja sama warga dan pemerintah setempat. Seseorang yang dituai dan dianggap guru didesa kami sedang berceramah mengenai hukumnya menutup aurat, kemusyrikan dan juga hal-hal yang bersifat untuk menyekutukan Allah SWT.

slot online

Ceramah oleh seorang Ustad yang bernama Fahri, belum sepenuhnya didengarkan oleh para warga yang ada disana. Namun berangsurnya waktu, para warga dan juga sesepuh, mulai menyadari, bahwa yang selama ini mereka lakukan itu adalah Musyrik atau menyekutukan Allah.

Pada suatu hari seluruh warga kampung tengah sibuk, karena beberapa hari kedepan bertepatan dengan adanya Ritual Kenduri atau istilah orang Jawa (Kepungan). Dimana Ritual tersebut diharuskan untuk menyembelih seekor Ayam untuk persembahan. Semua berkumpul disumber mata air yang telah dikeramatkan oleh para sesepuh desa kami.

online slot

Bukannya melakukan penyembelihan hewan dan dijadikan persembahan termaksud musyrik, ya?”
“Iya, ya. Ini ‘kan yang dimaksud oleh Ustad Fahri,” sambut Dwi membenarkan ucapan sahabatnya itu.


Semua warga telah ramai membicarakan tentang Ritual tersebut dan ini menjadi perbincangan yang amat serius. Akhirnya para sesepuh didesa kami memutuskan untuk meniadakan Ritual Kenduri.


Waktu berjalan begitu cepat, tak ada keanehan seperti yang ditakutkan dan semua warga tetap menjalani kegiatan seperti biasanya. Namun masalah mulai datang disaat beberapa warga tengah berkumpul dipos Siskamling.

slot yang lagi gacor


“Pak Muh. Iku opo, yo?” ungkap Burhan memecahkan perbincangan malam itu.
“Loh .. loh .. loh .. dari mana asalnya dan mau kemana? Ada yang tidak beres nih,” ucap

Pak Muh, membuat beberapa warga yang berada disana menjadi panik. Mereka berhamburan keluar dari Pos Siskamling dan melihat sebuah bola api yang berukuran besar melintasi desa kami. Bola api tersebut melayang dari arah Timur, menuju Barat, seperti terbawa oleh angin dan tiba-tiba bola api tersebut jatuh tepat berada disalah satu rumah warga, serta disusul suara dentuman yang cukup keras, namun terdengar sangat jauh.

pragmatic slot


Dilain tempat
“Dwi, kok kamu belum tidur?”
“Belum, Bu. Aku belum mengantuk.”

Booooommmmmm ..! Suara dentuman terdengar dari kejauhan.
“Itu suara apa, Bu?” tanya Dwi pada Ibunya.
“Aah.. paling suara petasan. Sudah, kamu jangan tidur malam-malam. Besok kamu bisa kesiangan,” ungkap Surtinah menenangkan anaknya yang terlihat panik.

Dwi tengah sibuk mengerjakan PR yang harus diselesaikan malam itu juga, karena esok hari harus dikumpulkan. Konsentrasi Dwi tiba-tiba saja terusik oleh suara Isak tangis seorang wanita dimalam itu, tapi Dwi tidak tahu, siapa dan dari mana asal suara tangisan tersebut.

pgsoft slot


Dwi segera menutup bukunya dan memasang telinganya lebar-lebar. Suara rintihan tersebut jelas sekali terdengar dan seperti sedang mengelilingi rumahnya.
“Bu .. Bu .. Diluar seperti ada orang menangis. Dwi, takut,” teriak Dwi memanggil-manggil Ibunya,

Akhirnya Dwi memutuskan untuk menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut dan segera pergi tidur dalam ketakutan. Dwi berharap dapat tertidur dengan cepat, namun tangisan wanita tersebut terus saja terdengar dan menambah ketakutan didalam dirinya.

freebet slot


Keesokan harinya, warga melakukan kegiatan berkebun seperti biasanya. Kejadian semalam telah tersebar luas dari mulut kemulut, mereka membicarakan tentang bola api yang dilihat warga, serta mendengar suara tangisan wanita dimalam harinya. Tiba-tiba, ketenangan desa kami terusik oleh teriakkan dari Bu Wati.


“Pak .. Pak. Iwan kenapa, Pak?” teriak Bu Wati dengan khawatir dan bercampur tangis.
“Aku, gak tau, Bu. Wong tadi masih bantu, Bapak diladang.”

maxwin slot

Kepanikan terjadi pada keluarga Pak Ahmad dan Ibu Wati. Anaknya yang bernama Iwan tiba-tiba saja sakit dan tak sadarkan diri. Tubuh laki-laki tersebut sangat panas dan sangat tidak wajar. Sempat mendapatkan pertolongan, tapi sayang nyawa Iwan tidak bisa diselamatkan. Teriakkan Bu Wati membuat warga kampung berkumpul dan melihat apa yang sedang terjadi.


Setelah itu para warga segera membantu keluarga Pak Ahmad dan Bu Wati untuk memakamkan jenazah Iwan. Tak ada yang tahu tentang kematiannya, mereka hanya mengira jika ini adalah sebuah takdir. Kesedihan sedang dirasakan oleh keluarga Pak Ahmad. Malam harinya diadakanlah pengajian dirumah Pak Ahmad untuk mendoakan Almarhum Iwan. Dan pengajian tersebut diadakan selama tiga hari berturut-turut.

hack slot

Dua hari setelah Iwan dimakamkan, ketika pengajian dirumah Pak Ahmad selesai. Warga segera pulang kerumah, didalam perjalanan menuju rumah, Dwi kembali mendengar suara tangis seorang wanita malam itu, suara tangisan itu membuat bulu kuduk berdiri. Dwi yang mendengar hal itu kembali ketakutan, membuat Dwi dan beberapa temannya berlarian.

[ bersambung ]

 

Categories:

Tags:


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *